Si Karismatik Charlie Wade - Chapter 191
“Kalian baru saja menyaksikan Harold ingin melakukan pembunuhan. Mengapa kalian diam saja?!” Jacob akhirnya menemukan kembali suaranya, amarahnya meledak dalam raungan keras yang memenuhi halaman.
Namun responnya hanya disambut keheningan. Nyonya Wilson yang duduk angkuh di aula tinggi dan Christopher yang berdiri di tangga, keduanya tak bergeming sedikitpun. Bahkan kelopak mata mereka tak berkedip menyaksikan upaya pembunuhan yang baru saja terjadi. Para kerabat keluarga Wilson lainnya pun bungkam, seolah-olah peristiwa mengerikan ini sama sekali tak ada hubungannya dengan mereka.
Di dalam hati sang wanita tua, hanya ada satu hal yang bergema: vila itu harus menjadi miliknya. Tak ada ruang untuk pemikiran lain. Inilah ironi kehidupan – terkadang, semakin tua seseorang, justru semakin besar keserakahan yang menggerogoti jiwanya.
Seperti para kaisar kuno yang semakin hari semakin terbutakan oleh kesombongan, semakin mendekati akhir hayat mereka justru semakin terobsesi membangun istana dan makam yang lebih megah. Nyonya Wilson pun demikian – usianya yang senja justru membuat hasratnya untuk hidup mewah semakin tak terbendung.
Keinginannya sederhana namun mengerikan: hidup di tempat yang lebih nyaman, mati di tempat yang lebih nyaman, dan dikuburkan di tempat yang lebih baik. Dalam benaknya, semua itu adalah jaminan bahwa di kehidupan selanjutnya pun ia akan tetap menikmati kemuliaan dan kekayaan yang tak ada habisnya. Inilah mengapa banyak orang tua terobsesi menyiapkan peti mati yang mewah dan makam yang megah – sebuah manifestasi dari keserakahan yang tak pernah padam.
Bagi Nyonya Wilson, vila seharga 130 juta yuan itu adalah segalanya. Bahkan jika Harold harus membunuh Charlie untuk mendapatkannya, itu bukanlah masalah besar baginya.
Jacob dan Claire menatap kerumunan di hadapan mereka dengan hati yang membeku. Inikah yang disebut ikatan darah? Demi uang, mereka rela merampok dan bahkan membunuh keluarga sendiri!
“Kakak kedua,” Christopher angkat bicara dengan nada mencemooh, “Harold masih anak-anak. Dia hanya main-main. Kamu tidak harus menganggapnya serius. Dan jika Harold bisa membunuh Charlie… bukankah dia bukan keluarga Wilson kita. Lalu apa masalahnya?!”
Dalam pikiran Christopher, Charlie hanyalah menantu parasit tanpa kemampuan atau kekuatan. Kematiannya hanya akan berarti kerugian kecil yang bisa ditutupi dengan uang – cara yang sempurna untuk mendapatkan vila itu. Vila yang bernilai 130 juta yuan, yang nilai jualnya dipastikan akan terus melonjak!
Dalam benaknya sudah terbayang: biarkan wanita tua itu menikmati vila itu terlebih dahulu. Ketika ajalnya tiba, vila itu pasti sudah bernilai minimal 200 juta yuan. Dan semua itu akan menjadi miliknya! Siapa yang bisa menolak godaan sebesar itu?
“Aku tidak punya kakak sepertimu!!” Jacob meraung murka, menyambar kain pel dan mengayunkannya keras ke arah Harold. Christopher, yang khawatir akan keselamatan putranya, bergegas maju untuk menghalangi.
“Aku akan melawanmu!” Belum sempat Christopher menyelesaikan kata-katanya, Jacob telah melancarkan pukulan dengan tongkat. Christopher berhasil menghindar di detik-detik terakhir, namun tongkat itu tetap mengenai bahunya, membuatnya meringis kesakitan.
Claire, menyaksikan ayahnya yang biasanya lembut dan ramah kini dipenuhi amarah, semakin membenci kekejaman keluarga Wilson. Matanya tak lepas dari Charlie, cemas akan keselamatannya.
Charlie masih menggenggam bilah kapak, menatap Harold dengan sorot mata merendahkan. “Harold,” suaranya rendah dan mengancam, “aku akan mengatakan yang sebenarnya. Di mataku, sampah sepertimu tidak ada gunanya!”
“Charlie, persetan dengan ibumu!” Harold meledak dalam amarah. “Kamu gelandangan, beraninya kamu berbicara kepadaku seperti ini…”
Namun sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, Charlie telah bergerak. Dalam sekejap mata, ia mencengkeram pergelangan tangan Harold dan membantingnya dengan gerakan mematikan. Suara tulang yang patah memecah udara, diikuti jeritan kesakitan Harold yang memilukan.
Telapak tangan kanannya telah diputar Charlie hingga 180 derajat! Harold tergeletak di tanah, melolong kesakitan sementara air mata mengalir deras membasahi wajahnya.
Madara Info
Madara stands as a beacon for those desiring to craft a captivating online comic and manga reading platform on WordPress
For custom work request, please send email to wpstylish(at)gmail(dot)com