Si Karismatik Charlie Wade - Chapter 196

“Apa lagi yang bisa direncanakan? Aku akan mencari pekerjaan,” Claire menjawab dengan nada pasrah.

Charlie tidak langsung menanggapi. Ia melangkah ke balkon dan mengeluarkan ponselnya, jemarinya dengan cepat mencari nomor Zeke White. Tanpa basa-basi, ia langsung bertanya, “Apakah keponakanmu Gerald memiliki kontrak pernikahan dengan Wendy?”

“Ya,” jawab Zeke singkat, lalu menambahkan dengan hormat, “Apa perintah Anda, Tuan Wade?”

“Aku tidak ada hubungan lagi dengan keluarga Wilson,” Charlie berkata dengan nada dingin yang menusuk. “Jika keluarga White memutuskan untuk berbesan dengan keluarga Wilson, berarti itu sama saja kamu tidak menghormatiku. Jika kamu masih keras kepala, jangan salahkan aku jika bertindak tidak sopan.”

Mendengar ancaman terselubung itu, Zeke langsung panik. “Tuan Wade, jangan salah paham. Keluarga White sudah lama ingin membatalkan pernikahan mereka. Jika bukan karena fakta bahwa Tuan Wade adalah menantu keluarga Wilson, kami tidak akan menikahkan keluarga kami dengan wanita seperti Wendy.”

“Jangan khawatir Tuan Wade. Saya akan mengatur seseorang untuk datang dan memberi tahu keluarga Wilson untuk mengakhiri pertunangan!”

Charlie mengangguk puas. “Aku senang kamu bisa diandalkan.”

“Tuan Wade, jangan khawatir. Segala sesuatu terkait keluarga White di masa depan, saya akan mengikuti arahan Anda!”

“Baiklah. Lakukan dengan cepat.”

“Baik Tuan Wade!”

Seulas senyum dingin tersungging di bibir Charlie. Bukankah keluarga Wilson sangat mendambakan hubungan dengan keluarga White? Biar saja angan-angan mereka hancur berkeping-keping!

Tanpa membuang waktu, Charlie melakukan panggilan kedua – kali ini kepada Doris Young dari Emgrand Group. Jika keluarga Wilson ingin bertingkah seperti anjing kudis, maka mereka pantas dipukul lebih keras lagi.

“Doris,” Charlie berkata tanpa basa-basi, “umumkan kepada publik sekarang bahwa Emgrand Group menangguhkan semua kerja sama dengan Wilson Group. Dan mereka dikeluarkan dari ruang lingkup kerja sama selamanya!”

“Tuan,” Doris bertanya ragu-ragu, “ini adalah perusahaan keluarga nyonya muda. Apakah Anda yakin tidak akan menyakiti perasaannya?”

“Istriku telah putus hubungan dengan mereka. Mereka tidak akan ada hubungannya dengan kami di masa depan!”

“Ah, saya mengerti!” Doris menjawab cepat. “Jangan khawatir, Tuan. Saya akan membuat pernyataan sekarang juga!”

Charlie tersenyum puas. Keluarga Wilson akan benar-benar berakhir. Bukankah wanita tua itu terlalu sombong? Sekarang Charlie akan memastikan mereka kehilangan segalanya!

Kembali ke ruang tamu, Charlie mengamati kondisi Jacob dengan seksama. Rongga mata lelaki tua itu bengkak, dan memar di dahinya semakin parah. Charlie memperkirakan luka itu tak akan hilang dalam sepuluh hari ke depan.

Namun yang lebih mengkhawatirkan, Charlie bisa melihat bahwa Jacob tidak hanya menderita trauma fisik, tetapi juga mengalami benturan serius di kepala. Ada tanda-tanda penyumbatan di otaknya – kondisi yang membutuhkan kraniotomi untuk menghilangkan pembekuan darah.

Jika tidak ditangani, hematoma intrakranial ini bisa menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak dengan konsekuensi fatal. Namun Charlie tidak ingin membuat Claire panik, jadi ia memutuskan untuk menyimpan kekhawatiran ini untuk dirinya sendiri.

“Aku akan keluar sebentar untuk membeli beberapa ramuan untuk mengobati luka Ayah,” Charlie bangkit dari duduknya.

Berkat pengetahuan dari “Buku Apokaliptik”, Charlie mengetahui resep khusus yang memiliki khasiat ajaib dalam menghilangkan depresi dan melancarkan peredaran darah – tepat untuk kondisi ayah mertuanya saat ini.

“Ramuan obat seperti apa?” Claire bertanya penasaran. “Apakah akan berhasil? Bukankah sebaiknya kita ke rumah sakit saja?”

Charlie tersenyum menenangkan. “Tidak perlu ke rumah sakit. Banyak dokter yang suka menakut-nakuti pasien dengan diagnosis yang berlebihan. Nanti Ayah malah cemas mendengarnya. Aku punya resep yang sangat ampuh untuk mengobati memar.”

Claire mengangguk, mempercayai penilaian suaminya.

Namun tepat ketika Charlie membuka pintu hendak keluar, ia mendapati seseorang berdiri di ambang pintu – Graham dari keluarga Quinton.

Alis Charlie berkerut saat menatap tamunya yang tak diundang. “Ada keperluan apa kamu di sini?”